KOORDINASI ANTAR SKPD
Mungkin kita sepakat bahwa untuk membangun bangsa ini harus peran aktif seluruh warga negara dimana saja berada, baik yang berada di sebuah kelompok organisasi atau sendiri-sendiri, di kota hingga pelosok tanah air, langsung atau pun tidak langsung. Perannya seperti menyusun sebuah batu merah pada sebuah bangunan bangsa yang kokoh, kuat, teratur, indah, bermanfaat dan bernilai. Setiap peran yang menyusun bangunan bangsa ini merupakan satu kesatuan yang sangat dihargai. Begitu juga tujuan yang kita akan capai dalam pembangunan bangsa ini, bahwa setiap orang harus menyesuaikan karakternya agar harmonisasi bangunan dapat terwujud atau terbentuk, jika setiap orang memahami perannya dalam bangsa ini maka keindahan bangunan dan kekokohan akan nampak baik dari dalam maupun dari luar.
Terus siapakah yang menjadi master desainnya?, tentunya bukan kita, kita hanya melanjutkan, kita hanya melakukan pembangunan di berbagai sisi yang belum terbangun atau gagal terbangun, kita harus memahami bangunan bangsa ini atau minimal wilayah kita, atau bidang ilmu/kerja konsentrasi peran kita, atau seperti halnya membangun sebuah rumah, hal apa saja yang terbaru yang perlu kita bangun (Nobelnya), dengan demikian apa peran yang harus disumbangkan kepada bangsa ini. Master desain bangsa ini sudah meninggal tapi pesannya melalui pemikiran yang dalam lahirlah UUD 1945 dan Lima Pancasila. Ini adalah koridor bangsa ini untuk membangun bangsa ini.
Jalan yang penuh rintangan, dalam setiap rintangan ada solusinya, salah satu permasalahan yang dihadapi antar bidang, SKPD, ataupun antar kementerian dalam mewujudkan misi pembangunan yang lebih terarah dan lebih cepat adalah koordinasi, karena kurangnya koordinasi terjadi overling program, terjadi pengulangan pekerjaan, muatan Cost lebih berat, ujung-ujungnya semakin jauhnya dari efisiensi dan efektif.
Terus apa peran Koordinasi dalam pembangunan?, saya sering mendengar dalam berbagi masalah antar SKPD, disebut dalam setiap diskusi, atau share antar teman, yang muncul sebuah kalimat MASALAHNYA KOORDINASI. Kalimat ini membuat kita sadar bahwa masalah koordinasi tidak lepas dari Komunikasi, atau kurang mengkomunikasikan. Komunikasi kurang intensif sehingga kita tidak bisa memahami peran masing-masing. Komunikasi bisa terbangun jika semua mau terbuka dan kembali pada koridor pembangunan. Di sini tidak melihat bahwa salah satu SKPD lebih baik, lebih mapan, lebih banyak dirindukan pegawai negeri untuk berkantor di SKPD tersebut. Namun besarnya legitimasi negara (jusmanglobal.blogspot.com) kepada kita terhadap apa saja yang bermanfaat bagi pembangunan kota dan bangsa ini.
Jika ingin keluar dari masalah koordinasi, intinya berada pada setiap orang dengan koridor yang dipahami bersama, intens melakukan komunikasi langsung ataupun tidak langsung, peran pemimpin dalam sebuah SKPD melakukan pemataan tugas dan matriks keterkaitan yang mampu menghubungkan keterkaitan antar program, seksi, bidang, SKPD, departemen dan sebagainya. Pemimpin yang lebih tinggi untuk melakukan pemberian legitimasi yang kuat, melakukan manajemen organisasi, melakukan evaluasi, motivasi, dan hukuman.
Koordinasi harus mengambil pesan dari bergeraknya gerbong kereta api, semuanya harus berada pada jalur dan masinis memastikan semuanya bekerja dengan baik, agar seberat apapun bisa bergerak lebih cepat dengan waktu yang telah ditentukan sesuai perencanaan pembangunan.
Ditulis di Makassar,
25 Maret 20014
Jusman
Terus siapakah yang menjadi master desainnya?, tentunya bukan kita, kita hanya melanjutkan, kita hanya melakukan pembangunan di berbagai sisi yang belum terbangun atau gagal terbangun, kita harus memahami bangunan bangsa ini atau minimal wilayah kita, atau bidang ilmu/kerja konsentrasi peran kita, atau seperti halnya membangun sebuah rumah, hal apa saja yang terbaru yang perlu kita bangun (Nobelnya), dengan demikian apa peran yang harus disumbangkan kepada bangsa ini. Master desain bangsa ini sudah meninggal tapi pesannya melalui pemikiran yang dalam lahirlah UUD 1945 dan Lima Pancasila. Ini adalah koridor bangsa ini untuk membangun bangsa ini.
Jalan yang penuh rintangan, dalam setiap rintangan ada solusinya, salah satu permasalahan yang dihadapi antar bidang, SKPD, ataupun antar kementerian dalam mewujudkan misi pembangunan yang lebih terarah dan lebih cepat adalah koordinasi, karena kurangnya koordinasi terjadi overling program, terjadi pengulangan pekerjaan, muatan Cost lebih berat, ujung-ujungnya semakin jauhnya dari efisiensi dan efektif.
Terus apa peran Koordinasi dalam pembangunan?, saya sering mendengar dalam berbagi masalah antar SKPD, disebut dalam setiap diskusi, atau share antar teman, yang muncul sebuah kalimat MASALAHNYA KOORDINASI. Kalimat ini membuat kita sadar bahwa masalah koordinasi tidak lepas dari Komunikasi, atau kurang mengkomunikasikan. Komunikasi kurang intensif sehingga kita tidak bisa memahami peran masing-masing. Komunikasi bisa terbangun jika semua mau terbuka dan kembali pada koridor pembangunan. Di sini tidak melihat bahwa salah satu SKPD lebih baik, lebih mapan, lebih banyak dirindukan pegawai negeri untuk berkantor di SKPD tersebut. Namun besarnya legitimasi negara (jusmanglobal.blogspot.com) kepada kita terhadap apa saja yang bermanfaat bagi pembangunan kota dan bangsa ini.
Jika ingin keluar dari masalah koordinasi, intinya berada pada setiap orang dengan koridor yang dipahami bersama, intens melakukan komunikasi langsung ataupun tidak langsung, peran pemimpin dalam sebuah SKPD melakukan pemataan tugas dan matriks keterkaitan yang mampu menghubungkan keterkaitan antar program, seksi, bidang, SKPD, departemen dan sebagainya. Pemimpin yang lebih tinggi untuk melakukan pemberian legitimasi yang kuat, melakukan manajemen organisasi, melakukan evaluasi, motivasi, dan hukuman.
Koordinasi harus mengambil pesan dari bergeraknya gerbong kereta api, semuanya harus berada pada jalur dan masinis memastikan semuanya bekerja dengan baik, agar seberat apapun bisa bergerak lebih cepat dengan waktu yang telah ditentukan sesuai perencanaan pembangunan.
Ditulis di Makassar,
25 Maret 20014
Jusman
Komentar