Pemacu ekonomi kreatif adalah sharing


Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi kreatif adalah transformasi struktur perekonomian dunia, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi berbasis Sumber Daya Manusia (SDM)

Rujukannya adalah adalah jurnal penelitian yang ditulis oleh Lynnette Claire (2009.  Claire meneliti dengan mengasumsikan sebuah eksperimen yang diberi nama "Tacoma Experiment".  Dalam eksperimen ini direkrut 30 orang dengan latar belakang profesi dari berbagai bidang.  Di antaranya adalah, dari bidang pemerintahan, pendidikan, pekerja seni, dan bidang non-profit untuk bekerja selama setahun dalam eksperimen ini. Proses proyek eksperimen ini lebih kepada bagaimana 30 orang tersebut saling menjaga komunikasi antara satu dengan lainnya sehingga tercipta hubungan yang baik antara masing-masing orang.
Dengan komunikasi tersebut. diyakini nilai kreatif seseorang akan meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian tersebut yang ingin menunjukkan, bagaimana sebuah kota dapat menyatukan orang-orang dari berbagai bidang profesi, bisnis, dan pemerintah serta sektor-sektor non-profit, dalam menciptakan ekonomi kreatif yang kuat. Inti penelitian tersebut adalah sharing atau saling bertukar ide dan informasi antar individu dapat meningkatkan nilai kreativitas seseorang.

Penelitian Claire cukup memberikan wawasan mengenai pengembangan ekonomi kreatif, meskipun kreativitas seseorang cenderung merupakan nilai individual orang tersebut, namun perkembangannya memerlukan pengaruh dari lingkungan luar atau dalam hal ini orang lain. Masing-masing pihak dalam penelitian Claire, yaitu pebisnis,  pemerintah, dan lembaga non-profit berkedudukan sepadam dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hal perubahan nilai kreativitasnya.

Efektifnya sharing akan membuka semakin luas ruang pengembangan talenta dan inovasi yang mampu menghasilkan daya saing. Talenta tinggi pada gilirannya akan melahirkan gagasan-gagasan kreatifnya. John Howkins menyebut mereka sebagai orang-orang yang hidup dari penciptaan gagasan dan mengeksploitasinya dengan berbagai cara. Florida mengklasifikasi kelas ini, ada yang bernuansa latar belakang akademik (universitas), ada yang berorientasi teknologi, ada yang bernuansa artistik, dan bahkan sampai pada yang bernuansi orientasi sex. Tom Peters dengan gayanya yang khas dan nada humor mengatakan: bila anda ingin inovatif, gampang saja, bergaulah dengan orang-orang aneh dan anda akan bertambah kreatif. Akan tetapi jika anda bergaul dengan orang-orang yang membosankan, anda akan semakin membosankan juga.

Selanjutnya teknologi tidak kalah pentingnya, karena dengan teknologi akan mempercepat, meningkatkan kualitas dan mempermudah kegiatan bisnis dan berinteraksi-sosial. Pendeknya, teknologi akan menunjang produktivitas. Dengan demikian, kemudahan mengakses dan membeli teknologi, transfer teknologi adalah faktor penting dalam pembangunan ekonomi kreatif.


Referensi :

Satria, dik, 2009. Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk Meningkatkan Daya Saing Pelaku Ekonomi Lokal dan 
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif


Komentar

Postingan Populer