Makassar Training city
Kota Makassar, 5 Oktober 2017, pelaksanaan Workshop di hotel aerosmile dalam ranvka pengembangan konsep training city. Sekitar 100 peserta dari seluruh SKPD Se-kota Makassar. Tepatnya 11 september 2015, Bapak walikota makassar bersama Direktur LAN Lauching program makassar sebagai Training City. Konsep training city diawali keinginan Bapak Walikota Makassar mendorong tumbuhnya inovasi dan percepatan capain program setiap SKPD.
Inovasi kota makassar Selama dua tahun terakhir, meraih berbagai penghargaan. Selain itu, apresiasi kepada pemerintah kota makassar juga meningkat, dan menariknya jumlah kunjungan juga semakin meningkat, dari berbagai pemerintah daerah, baik nasional, international maupun lembaga internasional.
Hadir sebagai narasumber pertama Dr. Andi Naisyah Tun Nurainah, M.Kes (kadis kesehatan kota makassar sebagai refresentasi SKPD yang mendapat kunjungan dari berbagai pemerintahan, inovasi yang sangat minati pengunjung seperti home care dottorota dan lorong sehat. Narasumber kedua, DR. Hamri Haiya, S.Sos, M.Si (Camat Kecamatan Rappoci) sebagai refresentasi kepala wilayah kecamatan yang telah berhasil membuat berbagai perubahan dalam memberikan layanan masyarakat di kecamatan Rappocini baik langsung atau melalui media online, inovasi yang diminati seperti sistem layanan langsung menggunakan 11 roda tiga, pantauan warga dengan mini war room, dan sistem online melalui live chatting. Dan narasumber ketiga adalah DR. H. Basri Rakhman, M.Si (sekreteris BKPSDM Kota Makassar) sebagai SKPD yang memiliki peran sentral dalam mewujudkan training city di kota Makassar. Sebagai pengarah workshop dan diskusi adalah Jusman, S.Kel, M.Si dari Dinas Komunikasi dan Infomarmatika Kota Makassar.
Materi yang di paparkan oleh ketiga materi tersebut sangat menarik bagi peserta workshop. Berbagai inovasi yang telah dipresentasikan, menunjukkan tren tumbuhnya jumlah kunjungan, banyak lokus (tempat) yang menarik dan fokus inovasi kunjungan, hingga bermasalahan yang terus dihadapi, misalnya; penerimaan tamu (pergeseran jadwal, tempat, staft yang mensupport, sarana yang bisa digunakan), kesiapa materi presentasi saat kunjungan, kesiapan waktu pimpinan SKPD dan SDM yang terampil menjelaskan inovasi saat sesi diskusi dengan tamu, hingga dana non budgeting yang harus digunakan untuk memberikan layanan, dan sistem koordinasi untuk mendapatkan dukungan SKPD sebagai rangkaian lokus kunjungan.
Respon peserta juga sangat beragam misalnya, bagaimana efektivitas training yang selama ini telah dilaksanakan pada SKPD, efektivitas penerimaan tamu yang akan melakukan studi, pengaturan jadwal pelaksanaan dan keterlibatan SKPD yang turut diundang, bagaimana kesiapan kebijakan, regulasi, stadar protokol, dan keberlanjutan program.
Dari pemaparan materi tersebut sampai pada sebuah kesimpulan bahwa dibutuhkan regulasi atau kebijakan untuk mengimplementasikan training city, perlunya tata kelolah dan kelembagaan training city, perlunya SOP atau standar protokoler pelaksanaan training city berdasarkan lokus dan fokus, perlunya tim pelaksana training city dalam rangka percepatan implementasi program, dan city training centre.
Inovasi kota makassar Selama dua tahun terakhir, meraih berbagai penghargaan. Selain itu, apresiasi kepada pemerintah kota makassar juga meningkat, dan menariknya jumlah kunjungan juga semakin meningkat, dari berbagai pemerintah daerah, baik nasional, international maupun lembaga internasional.
Hadir sebagai narasumber pertama Dr. Andi Naisyah Tun Nurainah, M.Kes (kadis kesehatan kota makassar sebagai refresentasi SKPD yang mendapat kunjungan dari berbagai pemerintahan, inovasi yang sangat minati pengunjung seperti home care dottorota dan lorong sehat. Narasumber kedua, DR. Hamri Haiya, S.Sos, M.Si (Camat Kecamatan Rappoci) sebagai refresentasi kepala wilayah kecamatan yang telah berhasil membuat berbagai perubahan dalam memberikan layanan masyarakat di kecamatan Rappocini baik langsung atau melalui media online, inovasi yang diminati seperti sistem layanan langsung menggunakan 11 roda tiga, pantauan warga dengan mini war room, dan sistem online melalui live chatting. Dan narasumber ketiga adalah DR. H. Basri Rakhman, M.Si (sekreteris BKPSDM Kota Makassar) sebagai SKPD yang memiliki peran sentral dalam mewujudkan training city di kota Makassar. Sebagai pengarah workshop dan diskusi adalah Jusman, S.Kel, M.Si dari Dinas Komunikasi dan Infomarmatika Kota Makassar.
Materi yang di paparkan oleh ketiga materi tersebut sangat menarik bagi peserta workshop. Berbagai inovasi yang telah dipresentasikan, menunjukkan tren tumbuhnya jumlah kunjungan, banyak lokus (tempat) yang menarik dan fokus inovasi kunjungan, hingga bermasalahan yang terus dihadapi, misalnya; penerimaan tamu (pergeseran jadwal, tempat, staft yang mensupport, sarana yang bisa digunakan), kesiapa materi presentasi saat kunjungan, kesiapan waktu pimpinan SKPD dan SDM yang terampil menjelaskan inovasi saat sesi diskusi dengan tamu, hingga dana non budgeting yang harus digunakan untuk memberikan layanan, dan sistem koordinasi untuk mendapatkan dukungan SKPD sebagai rangkaian lokus kunjungan.
Respon peserta juga sangat beragam misalnya, bagaimana efektivitas training yang selama ini telah dilaksanakan pada SKPD, efektivitas penerimaan tamu yang akan melakukan studi, pengaturan jadwal pelaksanaan dan keterlibatan SKPD yang turut diundang, bagaimana kesiapan kebijakan, regulasi, stadar protokol, dan keberlanjutan program.
Dari pemaparan materi tersebut sampai pada sebuah kesimpulan bahwa dibutuhkan regulasi atau kebijakan untuk mengimplementasikan training city, perlunya tata kelolah dan kelembagaan training city, perlunya SOP atau standar protokoler pelaksanaan training city berdasarkan lokus dan fokus, perlunya tim pelaksana training city dalam rangka percepatan implementasi program, dan city training centre.
Komentar