Macet : beranikah mengurangi jumlah kendaraan.

Rumusnya sederhana saja dari perbandingan jumlah kendaraan dan jumlah penduduk, maka jalan semakin sempit,  semakin meningkatnya jumlah orang sejahtera, sudah bisa dipastikan jumlah kendaraan juga meningkat, jalan macet dapat menyebabkan perpindahan penumpang semakin lambat, pada jam tertentu jalan semakin sesak dengan kendaraan, maka sudah dapat dipastikan 80 % macet. Maka dengan argumen ini bahwa penyebab macet lebih banyak disebabkan semakin lambatnya perpindahan penumpang ke angkutan massal yang lebih cepat.

Pertumbuhan jalan pertahun di kota makassar hanya mencapai 0.01% sedangkan Pertumbahan kendaraan 7%, sehingga pembangunan ruas jalan bukan solusi 100% mengurangi macet, karena pertumbuhan jumlah kendaraan dan ruas jalan menunjukkan gab yang sangat lebar. Belum lagi jumlah penduduk dari kota hiterland bekerja di kota ini membawa masuk kendaraan dan motor mereka, tentunya kecepatan jalannya kendaraan semakin melambat karena jarak antar kendaraan semakin sempit. Belum lagi faktor faktor lainnya yang tidak bisa di hindari, pak Oga ikut mengatur jalan.

 belum terinegrasi dgn sistem dengan baik, angkutan massal yag akessibilitas rendah, tumbuhnya moda moda transportasi yang esksis sekitar 3000, kondisi pete pete juga hidup segan mati tidak mau.

Dengan demikian konsep memindahkan kendaraan dalam ruang dengan kapasitas yang lebih besar tidak mampu menjadi solusi yg cukup sekarang ini di kota Makassar, sehingga diperlukan upaya pemerintah untuk melalukan fokus memindahkan penumpang daripada memindahkan kendaraan. Berbagai aksi pemerintah memindahkan penumpang dapat di gambarkan berbagai kota di kota di Indonesia

Beberapa kota sudah mengupayakan mengurangi jumlah kendaraan, DKI JakartaTercatat tidak kurang dari 8 (delapan) program telah dilaksanakan untuk mengurangi kemacetan sepanjang jalanan Jakarta. Beberapa tahun lalu Pemprov DKI Jakarta mengenalkan program three in one (3 in 1). Peraturan berkendaraan di sebuah kawasan wajib berpenumpang tiga tersebut diberlakukan pagi mulai pukul 07.00-10.00 dan sore pukul 16.00-20.00 WIB. Tak hanya itu, transportasi berbasis publik pun di sediakan, dengan menggelindingnya bus Trans Jakarta, selanjutnya penataan lahan parkir dan tarifnya, penertiban pedagang kakilima (PKL) yang menggunakan jalur atau badan jalan. Yang masih tergolong segar tentu saja kebijakan memajukan jam sekolah dari v 07.00 menjadi 06.30, serta pembedaan jam masuk kantor dilima wilayah.

Kota Bogor, sistem shift yang diberlakukan di wilayah Barat dan Timur Kota Bogor telah menurunkan jumlah angkot yang beroperasi hingga 657 unit, sedangkan angkot yang izinnya dicabut 96 unit, dan bemo yang dihentikan pengoperasiannya 240 unit. Meski demikian, meningkatnya jumlah kendaraan pribadi yang ada di Kota Bogor pun menjadi tantangan baru bagi Kota Bogor. Sebab, sampai sekarang pengadaan angkutan massal melalui Trans Pakuan pun belum menunjukkan pengaruh yang besar terhadap pengurangan kendaraan pribadi.

2. Integrasi layanan antar modal dan sistem sisyem pembayaran.

Dijelaskan kemudian

3. Penyediaan BUS layanan makassar

Dijelaskan kemudian

Komentar

Postingan Populer