Nilai dan pesan moral
Sementara menekuni program studi di sebuah universitas ternama di Kota makassar, dalam rangkaian beberapa kajian yang terjadi di Indonesia khususnya dan dunia, bahwa solusi pendekatan atas setiap kejadian baik yang telah terjadi maupun yang telah menimpah neger ini adalah PESAN MORAL yang perlu ditekankan pada awal dan akhir dalam alur pohon ilmu dan paradigma berpikir. Tunasnya adalah moral dan akarnya moral.
Hilangnya pesan moral atas setiap keinginan kita untuk berubah menjadi arah yang lebih baik, namun masih berpegang pada sebuah pedoman yang lemah, ada kecenderungan kita semakin hanyut seperti bui di lautan dan samudra yang luas tanpa ada kompas dan peta sebagai penuntun kita untuk mengarungi ombak yang besar di malam gelap gulita dan mencekam. Stress, tekanan jiwa, keadaan serba salah dan kacau, keadaan semakin parah jika meminta bantuan kepada orang atau makhluk lemah namun tidak memberi manfaat sedikitpun. Tiada Tuhan selain Allah (lailaha illahllah) memahami segala gaib dan nyata atas semua kejadian ini, telah menyampaikan pesan moral melalui hikmah, perumpamaan serta contoh atau tauladan yang baik melalui nabi dan rasulnya.
Nilai yang lahir dan di bangun di masyarakat adalah nilai dan budaya yang mengikuti kebiasaan masyarakat yang tidak lepas dari nafsu (kepentingan individu, hasrat dan hasut biasanya dibungkus dengan kepentingan politik, ekonomi dan demokrasi). nilai yang dibangun dari masyarakat barat berbeda dengan nilai dan budaya yang bangun di timur tengah termasuk Indonesia. nilai yang kokoh dan kuat yang dibangun pada masa kejayaan Islam sekitar 600 tahun oleh seorang yang berakhlak mulia dan jujur sangat berbeda dengan kondisi Arab pada masa jahiliyah saat itu. masa jahiliyah adalah masa yang brutal, kebodohan, sistem penyembahan kepada makhluk dan ahlak atau moral yang rusak. Muhammad SAW, adalah seorang yang mampu meluruskan ahlak, moral, dan keyakinan kepada Allah SWT, sekaligus membangunkan sistem negara yang madiniah, negeri yang aman dan adil, mencapai kejayaan, Setiap ummat saat itu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan dan apa saja yang dilarang (haram), baik dengan perintah dan ketauladanan langsung yang contohkan maupun dengan teks tertulis di Alquran dan hadist. Masa kejayaan mulai runtuh setelah Islam membanggakan syahwat (dapat diartikan tidak berlaku adil) dan larut dalam dunia (dapat diartikan tujuan ekonomi) serta meninggalkan apa yang diwajibkan dan bangga berbuat yang diharamkan.
Manajemen publik seperti OPA, NPM dan NPS sebagai ciri kajian barat untuk memahami perilaku sosial dan nilai yang tumbuh di masyarakat, indikasinya adalah membangun paradigma dari nilai-nilai dari masyarakat seperti tujuan politik (kekuasaan), tujuan ekonomi (mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya) dan tujuan demokrasi (berdasarkan keinginan banyak orang)
Hilangnya pesan moral atas setiap keinginan kita untuk berubah menjadi arah yang lebih baik, namun masih berpegang pada sebuah pedoman yang lemah, ada kecenderungan kita semakin hanyut seperti bui di lautan dan samudra yang luas tanpa ada kompas dan peta sebagai penuntun kita untuk mengarungi ombak yang besar di malam gelap gulita dan mencekam. Stress, tekanan jiwa, keadaan serba salah dan kacau, keadaan semakin parah jika meminta bantuan kepada orang atau makhluk lemah namun tidak memberi manfaat sedikitpun. Tiada Tuhan selain Allah (lailaha illahllah) memahami segala gaib dan nyata atas semua kejadian ini, telah menyampaikan pesan moral melalui hikmah, perumpamaan serta contoh atau tauladan yang baik melalui nabi dan rasulnya.
Nilai yang lahir dan di bangun di masyarakat adalah nilai dan budaya yang mengikuti kebiasaan masyarakat yang tidak lepas dari nafsu (kepentingan individu, hasrat dan hasut biasanya dibungkus dengan kepentingan politik, ekonomi dan demokrasi). nilai yang dibangun dari masyarakat barat berbeda dengan nilai dan budaya yang bangun di timur tengah termasuk Indonesia. nilai yang kokoh dan kuat yang dibangun pada masa kejayaan Islam sekitar 600 tahun oleh seorang yang berakhlak mulia dan jujur sangat berbeda dengan kondisi Arab pada masa jahiliyah saat itu. masa jahiliyah adalah masa yang brutal, kebodohan, sistem penyembahan kepada makhluk dan ahlak atau moral yang rusak. Muhammad SAW, adalah seorang yang mampu meluruskan ahlak, moral, dan keyakinan kepada Allah SWT, sekaligus membangunkan sistem negara yang madiniah, negeri yang aman dan adil, mencapai kejayaan, Setiap ummat saat itu taat menjalankan apa saja yang diperintahkan dan apa saja yang dilarang (haram), baik dengan perintah dan ketauladanan langsung yang contohkan maupun dengan teks tertulis di Alquran dan hadist. Masa kejayaan mulai runtuh setelah Islam membanggakan syahwat (dapat diartikan tidak berlaku adil) dan larut dalam dunia (dapat diartikan tujuan ekonomi) serta meninggalkan apa yang diwajibkan dan bangga berbuat yang diharamkan.
Manajemen publik seperti OPA, NPM dan NPS sebagai ciri kajian barat untuk memahami perilaku sosial dan nilai yang tumbuh di masyarakat, indikasinya adalah membangun paradigma dari nilai-nilai dari masyarakat seperti tujuan politik (kekuasaan), tujuan ekonomi (mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya) dan tujuan demokrasi (berdasarkan keinginan banyak orang)
Komentar