USMAN BIN AFFAN TERDERMAWAN DARI ERA MANAPUN. AYO BUKTIKAN!

Ustman Bin Affan adalah sahabat lain Rasulullah SAW yang juga merupakan pengusaha besar kala itu. Meskipun kaya raya, beliau hidup dengan sederhana dan sangat dermawan, sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Zuhud.
Ustman Bin Affan RA adalah seorang yang saudagar yang kaya tetapi dermawan. Beliau adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.



Usman bin Affan r.a. adalah termasuk sahabat yang mendapat ridha dari Rasulullah SAW dan diberitakan mendapat jaminan untuk masuk syurga.  Ia termasuk orang yang ketiga sesudah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. dan Umar bin Khatab r.a. yang meneruskan roda pemerintahan Islam setelah Rasulullah SAW wafat.

Usman bin Affan juga mendapat gelar 'Dzun Nurain' (yang memiliki dua cahaya) karena Usman bin Affan telah mengawini dua orang putri Rasulullah SAW.  Istri Usman bin Affan yang pertama adalah Ruqayyah, kemudian ia meninggal, dan Usman bin Affan kawin lagi dengan putri Rasulullah yang bernama Ummu Kaltsum.

Kelebihan dari sahabat Rasulullah yang bernama Usman bin Affan ini adalah sifat pemalunya.  Rasulullah SAW pernah menyatakan, "Orang yang paling kasih sayang dari umatku ialah Abu Bakar, dan yang paling teguh dalam memelihara ajaran Allah ialah Umar, dan yang paling bersifat pemalu ialah Usman." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Tirmidzi).

Sifat pemalu yang dimiliki oleh Usman bin Affan itulah yang menjadikan ia seorang yang dermawan dan penuh belas kasih, sehingga ketika Rasulullah SAW tengah mempersiapkan pasukan "Al-Usrah", seluruh biaya ditanggung oleh Usman seorang diri, maka Rasulullah SAW menyambutnya dengan ucapan, "Tidak akan ada sesuatu yang dapat membahayakan Usman dengan apa yang dia lakukan hari ini.  Ya...! Allah, ridhailah Usman, sesungguhnya aku ridha kepadanya."


Hadits Tentang Sedekah dan Kedermawan Usman


Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdurrahman bin Khabbab dia berkata: Saya menyaksikan Rosululloh memerintahkan pasukan Islam yang berada dalam keadaan sulit (jaysyul ’usrah). Saat itu Utsman berkata, ”Wahai Rosululloh saya akan menanggung seratus ekor unta lengkap dengan alas pelana dan pelananya untuk berjuang di jalan Alloh.”

Kemudian Rosululloh  menyeru kaum muslimin untuk berangkat dan berperang. Utsman   kembali berkata, ”Saya tanggung dua ratus unta lengkap dengan pelananya untuk berjuang di jalan Alloh.
Untuk yang ketiga kalinya Rosululloh  juga menyerukan kaum muslimin untuk berangkat ihad di jalan Alloh. Kembali Utsman berkata, ”Saya tanggung tiga ratus unta dengan sarananya yang lengkap untuk jihad di jalan Alloh ini.” Karena kedermawanannya, Utsman  pun datang menjumpai Rosululloh dengan membawa seribu dinar tatkala dia sedang mempersiapkan Jaysy al-‘Usrah., sehingga Rosululloh  menyampaikan berita gembira kepadanya, bahwa beliau adalah penduduk surga, sebagaimana sabda Rosululloh  : “Barangsiapa yang mendanai pasukan ‘Usrah, maka untuknya surga.” Maka Utsman mendanai pasukan tersebut. (HR. Bukhari)

Beliau  bersabda lagi:  “Siapa saja yang menggali Sumur Rumata, maka untuknya surga.” Maka sumur itu digali oleh Utsman. (HR. Bukhari).

Semoga Alloh  mencurahkan rahmat-Nya kepada Utsman bin Affan  dan memberinya sebaik-baik ganjaran yang diberikan kepada para wali (kekasih) Alloh, inilah keajaiban sedekah Utsman bin Affan dan  jasa yang telah diberikan kepada Islam dan umat Islam. Kita pun memohon kepada-Nya semoga Dia membimbing hati para hartawan untuk bergerak mendermakan hartanya di jalan Alloh  “dakwah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” sebelum kematian menjemput, karena kita sadar bahwa kematian akan lebih cepat menjemput kita semua, dan pasti datang tiada yang sanggup menolaknya.
Maka renungkanlah sabda Rosululloh  dari Asma binti Abu Bakar: ”Infaqkanlah hartamu dan jangan kamu perhitungkan, karena Alloh akan perhitungan denganmu. Dan jangan menunda-nunda karena Alloh akan mnunda-nunda pula atasmu.” (HR. Bukhari & Muslim).



Contoh Sebagian Kecil Diberitakan Kedermawan  Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk kepentingan Agama dan Masyarakat umum. Sebagai Contoh :
  1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada waktu itu. Sumur dan berserta pohon dan kurma dari seorang yahudi, beliau wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
  2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya.
  3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya ekspedisi tersebut.
  4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering.
  5. Sekitar 1.700 kapal dipakai untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah. Siprus, Pulau Rodhes digempur. 


Menghibahkan Utang Seseorang karena Keshalehannya

Diriwayatkan dari Ibnu Jarir bahwa Thalhah datang menemui Utsman bin Affan di luar masjid dan berkata kepada beliau, “Uang 50.000 yang dulu aku pinjam sekarang sudah ada, kirimlah utusanmu untuk datang mengambilnya.” Utsman menjawab, “Uang tersebut sudah kami hibahkan untukmu karena kepahlawananmu.” (al-Bidayah wa an-Nihayah)

Membeli Sumur Untuk Kepentingan Kaum Muslimin

Tatkala rombongan kaum Muhajirin sampai di Madinah, mereka sangat membutuhkan air. Di sana terdapat mata air yang disebut sumur rumah milik seorang laki-laki dari bani Ghifar. Laki-laki itu biasa menjual satu qirbah (kantong dari kulit) air dengan satu mud makanan. Melihat hal ini, Rasulullah bertanya kepadanya, “Sudikah kamu menjualnya dengan ganti satu mata air di surga?” Laki-laki itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku tidak punya apa-apa lagi selain sumber air ini. Dan aku tidak bisa menjualnya memenuhi permintaan Anda.”

Pembicaraan tersebut didengar Utsman bin Affan. Tidak lama kemudian, ia membeli sumur tersebut dengan harga 35.000 dirham. Selanjutnya, dia menemui Nabi dan bertanya, “Akankah aku mendapatkan mata air di surga seperti yang Anda janjikan kepada laki-laki dari bani Ghifar tadi?” Beliau menjawab, “Tentu” Utsman pun berkata, “Kalau begitu, biarlah aku yang membelinya, dan aku mewakafkan untuk kaum muslimin.” (Siyar A’lamin Nubala, 2/569).

Utsman bin Affan benar-benar mengharapkan pahala akhirat dari pemberian yang ia lakukan.

Membebaskan Hamba Sahaya

Dari Abu Tsaur al-Fahmi, pada suatu hari Tsaur pernah menemui Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Perhatikanlah apa yang dikatakan Utsman berikut ini, beliau tidak pernah berharap dunia dalam amalan akhiratnya, dalam derma, dan pemberiannya. Utsman berkata, “Aku mengharapkan Rabbku; (1) aku adalah orang keempat dari empat orang pertama yang masuk Islam, (2) aku tidak pernah berdusta, (3) aku tidak mengharapkan dunia dan mendambakannya, (4) setelah berbaiat di hadapan Rasulullah, aku tidak pernah meletakkan tangan kananku di kemaluanku, sejak memeluk Islam, (5) aku tidak pernah melewatkan satu Jumat pun tanpa membebaskan seorang budak (hamba sahaya), (6) jika pada hari Jumat itu aku tidak mempunyai budak, maka aku memerdekakannya pada hari berikutnya, (7) aku tidak pernah berzina, baik itu pada masa jahiliyah maupun pada masa Islam, (8) aku ikut menyediakan perbekalan pasukan Islam dalam menghadapi Perang Tabuk, (9) Nabi menikahkanku dengan putrinya (Ruqayyah) hingga dia meninggal dunia, kemudian beliau menikahkanku dengan putri beliau yang lain (Ummu Kultsum) dan (10) Aku tidak pernah mencuri semasa Jahiliyah maupun semasa Islam.” (Tarikh ath-Thabari, 4/390).


Pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq ra, kaum Muslimin dilanda kemarau dahsyat. Mereka mendatangi Khalifah Abu Bakar dan berkata, “Wahai khalifah Rasulullah, langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang meramalkan datangnya bencana, maka apa yang harus kita lakukan ?”

Abu Bakar ra menjawab : “Pergilah dan sabarlah. Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah akan meringankan kesulitan kalian”. Pada petang harinya di Syam ada sebuah kafilah dengan 1,000 unta mengangkut gandum, minyak dan kismis. Unta itu lalu berhenti di depan rumah Ustman, lalu mereka menurunkan muatannya. Tidak lama kemudian pedagang datang menemui Ustman, si pedagang kaya, dengan maksud ingin membeli barang itu.

Lalu Ustman berkata kepada mereka : “Dengan segala senang hati. Berapa banyak keuntungan yang akan kalian berikan ?” Mereka jawab : “Dua kali lipat” Ustman menjawab : “Wah sayang, Sudah ada penawaran lebih”

Pedagang itu kemudian menawarkan empat sampai lima kali lipat, tetapi Ustman menolak dengan alasan sudah ada penawar yang akan memberi lebih banyak. Pedagang menjadi bingung lalu berkata lagi pada Ustman : “Wahai Ustman, di Madinah tidak ada pedagang selain kami, dan tidak ada yang mendahului kami dalam penawaran. Siapa yang berani memberi lebih ?”
Ustman menjawab : ”Allah SWT memberi kepadaku 10 kali lipat, apakah kalian dapat memberi lebih dari itu?”

Mereka serentak menjawab : “Tidak!” Ustman berkata lagi : “Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh yang dibawa kafilah itu adalah sedekah kerana Allah, untuk fakir miskin daripada kaum muslimin”

Petang hari itu juga Ustman ra membagi-bagikan seluruh makanan yang dibawa unta tadi kepada setiap fakir dan miskin. Mereka semua mendapat bagian yang cukup untuk keperluan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama. Itulah salah satu kedermawanan Ustman Bin Affan yang merupakan keistimewaan yang dimilikinya selain sebagai Khulafaur Rasyidin dan beliau juga termasuk salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

 Kepemimpinan Utsman bin Affan RA

Utsman bin Affan adalah seorang saudagar yang kaya raya dan seorang khalifah, amirul mukminin, bersamaan dengan itu beliau juga seorang yang dermawan dan terbiasa hidup sederhana. Yunus bin Ubaid mengisahkan bahwa al-Hasan al-Bashri pernah ditanya tentang para sahabat yang tidur qailulah (istirahat di pertengahan siang) di dalam masjid. al-Hasan menjawab, “Aku melihat Utsman bin Affan tidur qailulah di Masjid, padahal saat itu dia sudah menjadi Khalifah. Setelah bangkit, bekas kerikil terlihat menempel di pinggulnya. Kami pun berkata, Lihatlah, dia adalah Amirul Mukminin; lihatlah, dia adalah Amirul Mukminin.” (HR. Ahmad).

Dimasa pemerintahan Utsman, negeri-negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain: Barqoh, Tripoli Barat, sebagian Selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bagian Thabaristan bahkan tentara Islam telah melampaui sungai Jihun (Amu Daria), negeri Balkh (Baktria), Hara, Kabul dan Gzaznah di Turkistan. selama 6 tahun pertama pemerintahan Ustman bin Affan ditandai dengan perluasan kekuasaan Islam. Perluasan dan perkembangan Islam pada masa pemerintahannya telah sampai pada seluruh daerah Persia, Tebristan, Azerbizan dan Armenia selanjutnya meluas pada Asia kecil dan negeri Cyprus, serta Rhodes dan Trasoxania. Atas perlindungan pasukan Islam, masyarakat Asia kecil dan Cyprus dan lainnya bersedia menyerahkan upeti sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya pada masa kekuasaan Romawi atas wilayah tersebut


REFRENSI
http://www.takrim-alquran.org/manfaat-sedekah-kedermawanan-utsman-bin-affan/
https://abdazizef.wordpress.com/2014/03/17/kisah-kedermawanan-utsman-bin-affan/
http://kisahkisahislami.blogspot.co.id/2011/07/kedermawanan-khalifah-usman-bin-affan.html
http://motivational-stories-example.blogspot.co.id/2012/10/utsman-bin-affan-orang-kaya-yang.html
http://motivational-stories-example.blogspot.com/2012/10/utsman-bin-affan-orang kaya-yang.html#KcARdfJmh5Hto7DA.99
http://www.sholat-dhuha.info/2012/03/rahasia-kekayaan-utsman-bin-affan.html#.VwGpfEeUZYw

Komentar

Postingan Populer