MENINGGALKAN PILIHAN YANG DAPAT MENYENGSARAKAN
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
dihadapkan pada berbagai pilihan. Mulai dari hal-hal sepele, misalnya
memilih tempat duduk di tempat makan, warna favorit, sampai model
pakaian yang akan kita pakai. Tapi suatu saat kita juga akan berhadapan
pada pilihan-pilihan besar. Misalnya, memilih ketua atau pemimpin,
memilih sekolah,sampai menentukan pasangan hidup.
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi
Waqqash: Rasulullah Shalallahu Aalaihi Wassallambersabda: “Di antara
kebahagiaan manusia adalah menentukan pilihannya dengan Allah dan
diantara kebahagiaan manusia adalah keridhoanya pada apa yang Allah
tentukan. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah ia
meninggalkan Allah dalam pilihannya. Dan di antara tanda kesengsaraan
manusia adalah kemarahaannya pada apa yang Allah tetapkan atas
dirinya” (HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Hal: 3/377 hadis No: 1367).
Hadits diatas menuntun kita tentang bagaimana menentukan
pilihan yang baik dan benar agar membawa kebahagiaan sekaligus memberi
peringatan agar kita tidak salah memilih dan terhindar dari
kesengsaraan.
Rasulullah SAW memberi dua ciri tentang manusia yang
bahagia. Pertama, Orang yang menentukan segala pilihannya berdasarkan
pilihan Allah SWT dan tidak berdasarkan hawa nafsu dan keinginan duniawi
lainnya (QS. 33:71). Yang Kedua Orang yang ridho dengan ketentuan dan
pilihan Allah SWT, artinya orang tersebut menerima dengan lapang dada
apa yang telah Allah tentukan untuknya tanpa banyak mengeluh.
Sebaliknya, Rasulullah SAW juga memberi dua ciri bagi orang
yang sengsara. Orang Pertama adalah Orang yang meninggalkan Allah SWT
dalam menentukan segala pilihannya. Maksudnya orang tersebut
meninggalkan tuntunan dan syariat-Nya bahkan bertentangan dengan Islam
dalam menentukan pilihannya. Orang kedua adalah Orang yang menolak apa
yang telah Allah tentukan untuknya. Ia tidak menerima takdirnya.
Doa Nabi Setelah Shalat Subuh
Dari Ummu Salamah, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam membaca doa apabila selesai Shalat Subuh dan saat selesai salam :
Dari Ummu Salamah, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam membaca doa apabila selesai Shalat Subuh dan saat selesai salam :
اَللَّهُمَّ إنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahuma inni asaluka ilman nafian wa rizqan thayiban wa amalan mutaqobalan “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Humaidi (1/143) no. 299, Ahmad (6/322), Ibnu Majah no. 925)
Allahuma inni asaluka ilman nafian wa rizqan thayiban wa amalan mutaqobalan “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Humaidi (1/143) no. 299, Ahmad (6/322), Ibnu Majah no. 925)
Semenjak ribuan tahun yang lalu konsep tentang manusia banyak dirumuskan oleh para ahli dari mulai filsuf, ilmuwan dan agamawan. Manusia moncoba untuk mengetahui hakikat atau esensi dirinya. Seiring berjalannya waktu sejarah mencatat bahwa teori-teori mengenai hakikat atau esensi manusia terus berkembang. Hal inilah yang kemudian memicu lahirnya berbagai disiplin ilmu dengan manusia sebagai subjek dan atau objek kajiannya, dan psikologi adalah salah-satu disiplin ilmu yang termasuk di dalamnya.
Komentar